Aktualisasi Diri dan Kohesi Sosial Keluarga Katolik dalam Kehidupan Menggereja

Authors

  • Alfonsus Krismiyanto Pastoral, STP-IPI Malang
  • Laurensius Laka Pastoral, STP-IPI Malang
  • Fransiskus Sudarso Pastoral, STP-IPI Malang

DOI:

https://doi.org/10.37385/ceej.v6i1.7666

Keywords:

Keluarga Katolik, Psikologi Positif, Aktualisasi Diri

Abstract

Psikologi dan agama mempunyai keterkaitan yang erat, sebab keduanya berperan penting dalam membentuk kepribadian, memberikan makna hidup, serta mendukung kesejahteraan mental dan emosional individu. Kajian psikologi positif berfokus pada aktualisasi diri, yang dapat berkontribusi dalam mendukung kesejahteraan keluarga-keluarga Katolik. Mereka juga diharapkan membangun aktualisasi diri dan kohesi sosial dalam kehidupan menggereja. Akan tetapi, masih banyak keluarga Katolik yang tidak menyadari hal ini. Masih banyak tantangan yang dialami keluarga Katolik untuk aktif dalam kehidupan menggereja. Tujuan dari PkM ini adalah membangun kesadaran keluarga Katolik untuk terlibat aktif dalam kehidupan menggereja. Metode yang digunakan ialah praktik, bimbingan, kunjungan dan pelaksanaan. Hasil PkM menunjukkan bahwa keluarga Katolik tertarik untuk mengembangkan aktualisasi diri dan kohesi sosial. Keluarga Katolik juga tertarik untuk mewujudkan psikologi positif dalam keluarga. Rasa syukur dan kebersamaan dalam kajian psikologi positif dapat membantu keluarga Katolik untuk semakin aktif dalam kehidupan menggereja. Kesimpulan dari kegiatan ini menunjukkan bahwa psikologi positif dapat membantu keluarga Katolik dalam mewujudkan aktualisasi diri, sekaligus memperdalam pemahaman dan penerapan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

References

Baysal, M. (2022). Positive Psychology and Spirituality: A Review Study. Spiritual Psychology and Counseling, 7(3), 359–388. https://doi.org/10.37898/spc.2022.7.3.179

Baumeister, R. F., & Exline, J. J. (2000). Self-control, morality, and human strength. Journal of Social and Clinical Psychology, 19(1), 29–42. https://doi.org/10.1521/jscp.2000.19.1.29

Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2008). Facilitating optimal motivation and psychological well-being across life's domains. Canadian Psychology/Psychologie canadienne, 49(1), 14–23. https://doi.org/10.1037/0708-5591.49.1.14

Diener, E., & Seligman, M. E. P. (2002). Very happy people. Psychological Science, 13(1), 81–84. https://doi.org/10.1111/1467-9280.00415

Emmons, R. A., & Paloutzian, R. F. (2003). The psychology of religion. Annual Review of Psychology, 54(1), 377–402. https://doi.org/10.1146/annurev.psych.54.101601.145024

Fredrickson, B. L. (2001). The role of positive emotions in positive psychology: The broaden-and-build theory of positive emotions. American Psychologist, 56(3), 218–226. https://doi.org/10.1037/0003-066X.56.3.218

King, L. A., & Napa, C. K. (1998). What makes a life good? Journal of Personality and Social Psychology, 75(1), 156–165. https://doi.org/10.1037/0022-3514.75.1.156

Koenig, H. G. (2012). Religion, spirituality, and health: The research and clinical implications. ISRN Psychiatry, 2012, 278730. https://doi.org/10.5402/2012/278730

Krismiyanto, A., Laka, L., & Maeja, J. D. (2025). Humanistic Characterized Liturgical Service. Transformasi: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 5(1), 25–36.

Kuntowijoyo. (1998). Agama dan Kohesi Sosial. Humaniora, 9, 87–95.

MacDonald, D. A. (2000). Spirituality: Description, measurement, and relation to the five factor model of personality. Journal of Personality, 68(1), 153–197. https://doi.org/10.1111/1467-6494.t01-1-00094

Myers, D. G., & Diener, E. (1995). Who is happy? Psychological Science, 6(1), 10–19. https://doi.org/10.1111/j.1467-9280.1995.tb00298.x

Nihayah, U., Ade Putri, S., & Hidayat, R. (2021). Konsep Memaafkan dalam Psikologi Positif. Indonesian Journal of Counseling and Development, 3(2), 108–119. https://doi.org/10.32939/ijcd.v3i2.1031

Park, C. L. (2007). Religiousness/spirituality and health: A meaning systems perspective. Journal of Behavioral Medicine, 30(4), 319–328. https://doi.org/10.1007/s10865-007-9111-x

Paska, P. E. I. N., & Maeja, J. D. (2024). Umat Yang Sadar Dan Aktif Dalam Liturgi. Jabb Jurnal Abdimas Bina Bangsa, 5(1), 533–538.

Peterson, C., & Seligman, M. E. P. (2004). Character strengths and virtues: A handbook and classification. Oxford University Press.

Prasetya, L. (2023). Keterlibatan Umat Dalam Ekaristi. PT Kanisius.

Puchalski, C. M. (2001). The role of spirituality in health care. Baylor University Medical Center Proceedings, 14(4), 352–357. https://doi.org/10.1080/08998280.2001.11927788

Ryff, C. D., & Singer, B. (2008). Know thyself and become what you are: A eudaimonic approach to psychological well-being. Journal of Happiness Studies, 9(1), 13–39. https://doi.org/10.1007/s10902-006-9019-0

Saroglou, V. (2011). Believing, bonding, behaving, and belonging: The Big Four religious dimensions and cultural variation. Journal of Cross-Cultural Psychology, 42(8), 1320–1340. https://doi.org/10.1177/0022022111412267

Steger, M. F., Frazier, P., Oishi, S., & Kaler, M. (2006). The Meaning in Life Questionnaire: Assessing the presence of and search for meaning in life. Journal of Counseling Psychology, 53(1), 80–93. https://doi.org/10.1037/0022-0167.53.1.80

Downloads

Published

2025-04-27

How to Cite

Krismiyanto, A., Laka, L., & Sudarso, F. (2025). Aktualisasi Diri dan Kohesi Sosial Keluarga Katolik dalam Kehidupan Menggereja. Community Engagement and Emergence Journal (CEEJ), 6(1), 367–377. https://doi.org/10.37385/ceej.v6i1.7666