Strategi Pemasaran Pariwisata Berbasis Masyarakat Upaya Meningkatkan Volume Penjualan
DOI:
https://doi.org/10.37385/msej.v4i6.2116Keywords:
Marketing strategy, community-based tourism, sales volumeAbstract
Penelitian ini mengkaji Strategi pemasaran pariwisata berbasis masyarakat upaya meningkatkan volume penjualan. United Nation World Tourism Organizations (UNWTO) mengakui bahwa sektor pariwisata adalah sektor unggulan dan merupakan salah satu kunci penting dalam pembangunan wilayah di suatu negara maupun peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Meningkatnya jumlah destinasi dan investasi pariwisata menjadikan sektor pariwisata sebagai faktor kunci dalam peningkatan devisa, penciptaan lapangan kerja, pengembangan usaha dan infrastruktur. Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan berbagai macam potensinya mampu memikat banyak orang untuk datang dan menjelajahi keunikannya. Tak heran, pariwisata dijadikan sebagai program pembangunan prioritas yang selalu diberi target pencapaian oleh pemerintah. Dalam lima tahun terakhir, jumlah kunjungan wisatawan mancanagera ke Indonesia terus mengalami peningkatan. Angka kunjungan ini tentunya berpengaruh terhadap pertumbuhan devisa di Indonesia. Pada tahun 2017, pariwisata Indonesia menempati urutan kedua sebagai penyumbang devisa negara setelah sektor kelapa sawit dengan nilai USD 16,8 miliar. Namun, sekali pun devisa dan kunjungan wisatawan mengalami kenaikan, ternyata tidak semua masyarakat di Indonesia menikmati ‘kue manis’ atau dampak ekonomi dari pariwisata. Pengembangan kepariwisataan yang terkonsentrasi pada destinasi wisata prioritas, ditambah dengan adanya istilah 10 Bali Baru menyebabkan banyak ketimpangan yang terjadi di daerah yang bukan menjadi prioritas. Dari fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa produk wisata yang paling menguntungkan bagi produsen sector pariwisata di Ubud Kabupaten Gianyar untuk mendapatkan keuntungan maksimal tentu upaya yang dilakukan menaikan harga secara bertahap dengan memperhatikan pesaing lainnya agar tetap mendapatkan wisatawan tetap. Kombinasi dari faktor produksi yang harus dipilih oleh produsen untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, keuntungan per unit produksi bisa maksimal harus memprioritaskan kwalitas produksi dan harga bersaing dengan produk lainnya. Strategi pariwisata di Ubud Kabupaten Gianyar pasca Pandemic Covid19. berhasil mengubah paradigma baru, yakni mendorong kepercayaan masyarakat untuk terus bekerja keras dan selalu membuat terobosan diversifikasi sector pariwista agar para wisatawan merasa puas dan selalu mencintai industry pariwisata dalam negeri upaya membuka kesempatan kerja seluas-luasnya dan untuk mensejahtrakan masyarakat dan menambah devisa Negra sehingga incvestor asinng berlomba-lomab berinvestasi di dalam negeri.
References
Bandura, A. (2009) . Social learning theory. (p. 46). New York City: General Learning Press.
Cronin Jr, J. J., Brady, M. K., & Hult, G. T. M. (2000). Assessing the effects of quality, value, and customer satisfaction on consumer behavioral intentions in service environments. Journal of retailing, 76(2), 193-218. https://doi.org/10.1016/S0022-4359(00)00028-2
Direktorat Jendral Kerjasama ASEAN (2012) ASEAN Selayang Pandang, Cetakan ke20, Jakarta: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Donald E. Weatherbee, (2013) Indonesia In ASEAN: Vison and Reality, Institute of Southeast Asian Studies, Singapore.
Eddy Pratomo, Prospek Dan Tantangan Hukum Internasional Di ASEAN dan Indonesia Pasca Piagam ASEAN Dari Sisi Perjanjian Internasional, Jurnal Hukum no.3, Vol. 16 Januari 2009
Lexy J. Moleong. (2016). Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Mayer, A. L. (2008). Strengths and weaknesses of common sustainability indices for multidimensional systems. Environment international, 34(2), 277-291. https://doi.org/10.1016/j.envint.2007.09.004
McPherson, M. A. (1996). Growth of micro and small enterprises in southern Africa. Journal of development economics, 48(2), 253-277. https://doi.org/10.1016/0304-3878(95)00027-5
Moore, S. B., & Manring, S. L. (2009). Strategy development in small and medium sized enterprises for sustainability and increased value creation. Journal of cleaner production, 17(2), 276-282. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2008.06.004
Morley, C. L. (1992). A microeconomic theory of international tourism demand. Annals of Tourism Research, 19(2), 250-267. https://doi.org/10.1016/0160-7383(92)90080-9
Nichter, S., & Goldmark, L. (2009). Small firm growth in developing countries. World development, 37(9), 1453-1464. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2009.01.013
Pitana, (2015). Creative Economy in Indonesia. Paparan dalam Seminar Creative Economy in Indonesia. Manila: Asian
Rangkuti, F. 2016. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Rust, R. T., & Zahorik, A. J. (1993). Customer satisfaction, customer retention, and market share. Journal of retailing, 69(2), 193-215. https://doi.org/10.1016/0022-4359(93)90003-2
Sanusi Anwar. (2011). Metodelogi Penelitian Bisnis. Salemba Empat. Jakarta Selatan.
Steger, Manfred B. (2014). Globalisme, Bangkitnya Ideologi Pasar. Yogyakarta: Lafadl Pustaka.
Sugiono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan (PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. (2013). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali.
Thaler, R. (1980). Toward a positive theory of consumer choice. Journal of Economic Behavior & Organization, 1(1), 39-60. https://doi.org/10.1016/0167-2681(80)90051-7 The Global Competitiveness Report 2011-2014. Jenewa: World Economic Forum