Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan/Kesenjangan Kemandirian Fiskal Di Provinsi DKI Jakarta Dan Papua Barat

Authors

  • Virnalici Virnalici Universitas Negeri Jakarta
  • Puji Wahono Universitas Negeri Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.37385/msej.v4i6.3667

Keywords:

Local Own-Source Revenue; Balance Fund; Transfers to Local and Village Fund; other income, investment.

Abstract

The aim of this reearch is to analyze the variables that influence the inequality/gap in fiscal independence in the Provinces of DKI Jakarta and West Papua, looking at the ability of a region or province in Indonesia to generate its own income and manage regional or provincial finances without relying too much on aid or transfers from central government or other external sources, which in turn may influence the feasibility of investing in that region or province. In this case, when carrying out investment management, investors may consider the level of fiscal independence of a region or province as part of the risk analysis and potential investment returns. The variables used include: original regional income (PAD), balancing funds (DAU, DBH, DAK), transfers to regions and village funds (TKDD), other income which includes grants, emergency funds, adjustment funds and special autonomy (Otsus), financial assistance, Inter-Regional Transfer Income, and other income in accordance with statutory provisions. The data used is secondary data (time series) spanning the 2015 Fiscal Year; 2016;2017; 2018; 2019 and 2020 which were analyzed using the Hunter formula (1977) and descriptive methods and literature studies or often known as literature studies. The results of the analysis show that there is a very large inequality/gap between the fiscal independence of DKI Jakarta and West Papua. Both in terms of population density and regional GDP levels in the provinces of DKI Jakarta and West Papua. This inequality/gap occurs because PAD has a very large positive influence on DKI Jakarta compared to West Papua, so that West Papua uses Balancing Funds, TKDD, and other income to finance its expenditure. Meanwhile, DKI Jakarta only needs to use PAD to finance its regional expenditure. Stable economic conditions and good fiscal policies in DKI Jakarta can also create a more attractive investment environment compared to West Papua Province which has low fiscal independence.

 

References

Badan Kebijakan Fiskal (2022), Dua Dekade Implementasi Desentralisasi Fiskal di Indonesia. Indonesia.

Badan Pemeriksa Keuangan (2019). Laporan Hasil Reviu atas Kemandirian Fiskal Pemerintah Daerah Tahun anggaran 2018 dan 2019. Indonesia.

Badan Pemeriksa Keuangan (2020). Laporan Hasil Reviu atas Kemandirian Fiskal Pemerintah Daerah Tahun anggaran 2020. Indonesia.

Badan Pemeriksa Keuangan (2022). Draft Konsep Manual Reviu Desentralisasi Fiskal. Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2021). Jumlah Penduduk Menurut Provinsi di Indonesia (ribu), 2016–2020. Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS). (Seri 2010). Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Ribu Rupiah), 2013-2015. Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS). (Seri 2010). Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Ribu Rupiah), 2016-2018. Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS). (Seri 2010). Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (Ribu Rupiah), 2019-2021. Indonesia.

Joko Tri Haryanto (2018). Citation: Kemandirian Daerah Dan Prospek Ekonomi Wilayah Kalimantan.

Kementerian Keuangan (2021). Dana Otonomi Khusus & Dana Keistimewaan DIY. Indonesia.

Kementerian Keuangan (2022). Portal Data SIKD Kemenkeu. DKI Jakarta. Postur APBD, 2015-2020. Indonesia.

Kementerian Keuangan (2022). Portal Data SIKD Kemenkeu. Papua Barat. Postur APBD, 2015-2020. Indonesia.

Kementerian Keuangan. Apa Saja Jenis-jenis PAD. Indonesia. Webste: https://djpk.kemenkeu.go.id/?ufaq=apa-saja-jenis-jenis-pad

Kementerian Keuangan. Hibah. Indonesia. Webste: https://djpk.kemenkeu.go.id/?ufaq=bagaimana-prosedur-pemberian-dana-hibah-kepada-daerah-2

Lastria Nurtanzila (2016). Citation: Kemandirian Fiskal Daerah Otonomi: Kesiapan Daerah Dalam Pelimpahan Kewenangan Pengelolaan Pajak Bumi Dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan.

Muhammad Fachril Husain Jeddawi (2020). Citation: alternatif strategi menekan kesenjangan kemandirian fiskal antar daerah di Indonesia.

Nurjanna Ladjin (2008). Citation: Analisis Kemandirian Fiskal Di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus Di Propinsi Sulawesi Tengah).

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.81/Pmk.07/2013 Tentang Tata Cara Pengelolaan Dana Darurat. Indonesia.

R. Dian Hardiana, Heraeni Tanuatmodjo, dan Fitrina Kurniati (2020). Citation: Desentralisasi Fiskal Dan Tingkat Kemandirian Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2019.

Rangga Agung Priyaka, Transna Putra Urip, dan Rachmaeny Indahyani (2018). Citation: Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemandirian Fiskal Di Provinsi Papua Tahun 2010-2016.

Satria Pratama, Mesak Iek, dan Richard Patty (2018). Citation: Analisis Kemandirian Fiskal di Provinsi Papua 2012 – 2016.

Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Indonesia.

Undang-Undang No.23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Indonesia.

Wilda Fatmala (2020). Citation: Pengaruh Sektor Ekonomi Dominan Terhadap Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Zvi Bodie, Alex Kane, dan Alan Marcus (2007). Essentials of Investments. Salemba Empat.

Downloads

Published

2024-11-20

How to Cite

Virnalici, V., & Wahono, P. (2024). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan/Kesenjangan Kemandirian Fiskal Di Provinsi DKI Jakarta Dan Papua Barat. Management Studies and Entrepreneurship Journal (MSEJ), 4(6), 8891–8904. https://doi.org/10.37385/msej.v4i6.3667